Tangerang Utara News – Oknum Kyai di Jember, pengasuh Ponpes Al Djaliel 2 Jember, Muhammad Fahim Mawardi, dilaporkan istrinya Himmatul Aliyah atas tuduhan selingkuh, bahkan bukan hanya selingkuh, Kyai itu diduga telah cabuli santri juga Ustadzah di lingkungan Ponpes.
Bukan sekedar tuduhan, istrinya mengaku memiliki bukti rekaman video, ketika sang Kyai melakukan perbuatan mesum di dalam ruangan kamar khusus, lantai dua lingkungan pondok pesantren, di Dusun Krajan, Desa Mangaran, Kecamatan Ajung, Jember.
Sebelumnya, terkait tudingan miring yang ditujukan kepada Kyai Fahim. sang istri telah melakukan konsultasi hukum ke Mapolres Jember. Menurut Kanit PPA Satreskrim Polres Jember Iptu Dyah Vitasari, sang istri ditemuinya langsung.
“Jadi Bu Nyai ini namanya warga masyarakat, melakukan konsultasi ke Polres Jember. Tanya ke bagian PPA Polres Jember. Beliau ini melakukan pengaduan, jika pak kyai ini disebut sering kalau malam memasukkan santrinya ke dalam ruangan khusus, berbentuk kamar atau ruang pribadi Pak Kyai. Masuknya dari malam, keluarnya sekitar jam 1-3 dini hari,” kata Vita saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Mapolres Jember.
Dari tindakan yang dilakukan Kyai F itu, kata Vita, menurut istrinya dinilai mencurigakan. Terlebih lagi, ruangan khusus atau kamar pribadi Kyai memiliki kunci khusus.
Namun, Fahim membantah tuduhan itu. Bahkan, Fahim balik menantang tudingan yang disampaikan untuk dijadikan laporan polisi.
“Kalau masalah benar atau tidak, kita tidak bisa mengajak orang untuk percaya. Apalagi orang yang tidak suka sama saya dan semuanya itu akan selesai di meja hijau. Jadi saya berharap ini dilanjutkan, jangan hanya konsultasi mereka. Lapor saja!,” Kata Fahim saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di pondoknya, Jumat (6/1/2023).
Menurut Fahim, segala tudingan yang ditujukan padanya. Terlebih dilakukan oleh istrinya itu. Dianggapnya sebagai sebuah fitnah.
Bahkan Fahim pun berani bertaruh, jika tudingan perbuatan cabul ataupun selingkuh terhadap Santriwati dan Ustadzah tidak benar.
“Saya yakin saya sampaikan, saya berani bertaruh. Kalau mereka mempunyai bukti seperti itu, di video yang katanya mecabuli atau apalah bahasanya. Saya berani jalan jongkok dari Jember ke Jakarta, telanjang bulat,” tegasnya.
“Saya bersumpah, Wallahi saya berani seperti itu,” sambungnya menegaskan.
Menurutnya, adanya fitnah dan tudingan miring tentang dirinya. Sudah dianggap sebagai hal yang biasa dan sering dialami oleh dirinya.
“Nah kalau persoalan sikap saya bagaimana, saya ini dari dulu terbiasa dengan keadaan-keadaan di buat tidak nyaman itu sudah hal biasa. Saya anggap sebagai promosi saya sebagai artis,” ucapnya.
Artinya orang bisa kenal dengan Ponpes Al Djaliel, ada kaderisasi pemimpin muslim. Ada yang namanya Tahfiz hadist. “Bagi saya, ini promosi gratis. Jadi tidak terlalu ambil pusing,” imbuhnya.
Lebih jauh, Fahim berani menyatakan bertindak tegas terkait tudingan yang diterimanya. Karena tudingan miring yang diterima, juga dianggapnya mencoreng nama baik santri.
“Saya ulangi lagi, kalau misalkan nama baik saya yang dihancurkan atau dibikin jelek sekalipun. Saya ridho, juga tidak masalah. Namun ini sudah membawa nama baik kyai, ini sudah mengacaukan semuanya dan merusak citra pesantren,” ujarnya.
Karena merasa fitnah itu telah merusak nama baiknya, Fahim malah ingin permasalahan itu diselesaikan di meja hijau.
“Saya dudukkan di atas kepala saya, dan saya tidak boleh mundur dan harus membela mati-matian. Saya harus menuntut ini semuanya, sampai nantinya siapa yang akan masuk penjara. Dia (orang yang menuding fitnah) atau saya?,” ujarnya
Kamar Khusus Ruangan Untuk “Podcast Youtube” Pak Kyai
Terkait aksi cabul dan perselingkuhan yang dilakukan Fahim, kata istrinya Himmatul Aliyah, yang juga pengasuh di Ponpes Al Djaliel 2 itu. Diduga dilakukan di ruang kamar khusus, yang ada di salah satu bangunan lantai dua lingkungan pondok.
Namun terkait ruangan tersebut, Fahim saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di pondoknya. Membantah hal tersebut.
“Jadi begini, tidak ada yang namanya kamar atau pintu rahasia, tidak ada yang seperti diberitakan kamar khusus,” kata Fahim saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Ponpes Al Djaliel 2, Jumat (6/1/2023).
Ruangan yang dimaksud sebagai kamar khusus itu, kata Fahim, adalah tempat untuknya melakukan kegiatan Podcast. Pasalnya Fahim dikenal juga sebagai seorang content creator aplikasi youtube, dengan akunnya @bentengaqidah.
“Jadi kalau misalkan ada yang pernah melihat saya (ketika melakukan podcast) dengan background (latar belakang layar) hitam itu. Ruangan yang dimaksud kamar khusus itu, adalah studio kecil sempit yang isinya ada komputer, meja, bukan kamar. Tempatnya di atas bangunan dekat tempat ngajar (musala) di lantai dua, yang juga ada pintu ke tempat santriwati,” jelasnya.
Fahim juga mengatakan, untuk ruangan serupa sebagai tempatnya melakukan kegiatan podcast. Juga ada beberapa lagi, di lokasi lain.
“Ada studio putra, tempatnya di lantai bawah dekat asrama santri putra. Juga ada di (bangunan pendopo) tempat saya menemui tamu atau wali murid santri,” jelasnya.
Ruangan yang disebut studio di lantai dua itu, Fahim menjelaskan, selain sebagai tempat melakukan podcast. Juga tempat untuk tes atau ujian hafal hadis.
“Kalau yang dilakukan itu, biasanya kita kan ada semacam tes (baca) Al Quran, untuk kenaikan jilid santri. Jadi kalau misalkan masuk ke sana, juga termasuk (bersama) seorang ustazah, karena kalau di sini (mengenyam pendidikan di ponpes Al Djaliel). Juga wajib hafal hadis,” ulasnya.
“Jadi tidak berdua saja dengan santri, juga ada ustazah. Jadi bertiga. Untuk santri kami di sini, 15 santriwati, putra 11 orang, kemudian ustazah ada 4 orang,” sambungnya.
Untuk kegiatan di dalam ruangan, lebih lanjut Fahim, mengatakan, tidak sampai dini hari.
“Kegiatan maksimal pukul 11 malam. Tapi kondisional, tidak selalu di ruangan ini (kamar khusus), bisa di musala, kondisional sifatnya. Untuk ruangan saya (untuk podcast) juga ada finger print semua,” ungkapnya.
“Untuk semua ruangan juga ada kamera CCTV, tapi tidak bisa merekam untuk yang di dalam ruangan (studio podcast). Untuk yang bisa merekam hanya di luar ruangan. Untuk menjaga keamanan sekitar pondok,” imbuhnya (AH red)