Tangerang Utara News – Ratusan warga terdampak kereta cepat Basoetta mengancam akan memblokade jalur bila dalam sepekan kedepan pihak KAI tidak menepati apa yang menjadi tuntutan warga.
Hal tersebut diungkapkan Saipul Basri usai menggelar aksi unjuk rasa bersama ratusan warga yang menamakan diri aliansi masyarakat Batuceper di stasiun Batuceper selasa (3/1/2023).
“Jawaban normatif dan terkesan tidak ada upaya untuk memperjuangkan apa yang menjadi keresahan masyarakat dari kepala stasiun memaksa kami untuk kembali turun ke jalan dengan massa yang lebih besar dengan tidur disisi rel kereta apapun resikonya,” ungkap aktifis yang akrab disapa Marcel.
Marcel menilai, PT KAI ingkar atas apa yang sudah dijanjikan kepada warga terdampak pembangunan jalur kereta cepat Basoeta.
“Dari 800 warga yang baru terealisasi sekitar 500 orang, sisanya 230 pemilik bidang tanah memiliki hak yang sama yakni bekerja sesuai dengan kesepakatan sebelumnya,” ungkap Bung Marcel.
Marcel menyebut, pihaknya sudah beberapa kali mengirimkan surat permohonan untuk kembali dibuka rekruitmen khusus yang bersumber dari pembebasan lahan KAI.
“Akan tetapi sampai dengan hari ini surat yang kami layangkan tidak kunjung mendapat respon positif,”ungkapnya.
Masih menurut Marcel, tuntutan warga bukan tanpa sebab, pasalnya pembukaan rekruitmen baru adalah bagian dari janji yang dituangkan dalam perjanjian saat pembebasan lahan warga yang merupakan inisiatif PT KAI.
“Kami cuma menagih janji janji yang dikeluarkan PT KAI dan bukan merupakan permintaan warga pada saat itu.”jelasnya (rls/srt)